JENEPONTO, SULSEL- - Salah seorang mantan atlet sepak bola Persijo Kabupaten Jeneponto, Muhammad Syahrul Mubarak, menyoroti adanya tempat keramaian wahana pasar malam modern di lapangan Stadion Mini Turatea Jeneponto.
Sapaan Dul itu mengaku sangat miris melihat kondisi lapangan tersebut yang seolah-olah kian tak terurus lagi. Padahal, lapangan Stadion Mini Turatea ini merupakan satu satunya sarana olah raga kebanggaan masyarakat Kabupaten Jeneponto.
Kini kata Dul, lapangan Stadion Mini Jeneponto di jadikan tempat usaha untuk mengais reziki para pedagang dengan modus wahana pasar malam.
"Sekarang lapangan itu sudah rusak dan rumputnya sudah tidak ada lagi alias gundul, " ucap sapaan Dul itu kepada Indonesiasatu.co.id, Sabtu (11/12/2021).
Bagaimana tidak ungkap Dul, para pedagang menjual di tengah lapangan. Tendanya dipindahkan masuk di tengah lapangan, padahal sebelumnya para pedagang itu menjual dipinggir saja/dilintasan.
"Kemarin itu kami sempat bicarakan sama pak Camat Binamu. Saya tanya pak Camat, kubilang kita yang kasih masuk itu pasar malam di stadion Karaeng, Tapi pak Camat bilang di pinggirannya ji. Jadi saya bilang rusak ki itu lapangan kalau begitu Kareng, jadi pak Camat bilang lagi untuk membantu pedagang UKM, " kata Dul menirunya.
Alasan itu sih dimaklumi dengan tujuan membantu para usaha UKM. Namun, tutur Dul bukan sarana olah raga yang dijadikan untuk wahana pasar malam.
Dari dulu Dul juga mengaku tidak setuju dengan wahana pasar malam itu kalau di tempatkan di lapangan Stadion Mini Turarea. Pasalnya, lapangan itu sebagai tempat sarana olah raga dan tempat latihan bagi pemuda termasuk anak generasi.
Menurutnya banyak tanah-tanah non produktif untuk wahana pasar malam. Jangan dijadikan stadion ini untuk pasar malam, itu sudah tidak benar.
"Saya harap pemerintah harus kreatif mencarikan solusi kepada para pedagang wahana pasar malam ini, " tuturnya.
"Sekarang ini kita tidak bisa lagi latihan olah raga di stadion karena di tempati pasar malam, " sambungnya.
Penulis: Syamsir
Editor: Cq