JENEPONTO, Pasca pembongkaran paksa delapan unit rumah panggung milik warga di kampung Kawaka, Desa Punagaya, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto menarik perhatian serius sejumlah khalayak.
Salah satunya, anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan dapil Jeneponto ini, Mulyadi Mustamu.
Melihat video yang beredar di media sosial, anggota fraksi Demokrat itu mengaku cukup prihatin atas kejadian yang menimpa warga Punagaya tersebut.
Mulyadi Mustamu menilai bahwa pesta demokrasi khususnya Desa Punagaya ini sudah tidak demokrasi lagi. Dan sepertinya dilakukan pembiaran begitu saja.
Pasalnya, kata Mulyadi hanya kerena beda pilihan berimbas 8 unit rumah panggung milik warga dirusak akibat tidak mendukung salah satu colon tertentu.
"Kasihan masyarakat kalau diintimidasi. Ini kan tidak demokratis lagi, " ungkap Mulyadi yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Desa Punagaya pada Selasa (16/11/2021).
Baca juga:
AKAS Pasang Tema Baru "3 Kali Lebih Mantap"
|
Menurut sapaan Karaeng Tinggi itu, dimana, masyarakat semestinya bebas memilih tanpa ada tekanan dan intimidasi.
Bahkan, tutur dia sudah ada masyarakat yang kena busur dan sudah melapor juga namun sampai sekarang belum ditindak lanjuti oleh pihak penyidik.
"Saya selaku warga jeneponto kurang lebih dua bulan ini mencekam. Tiap malam ratusan motor keluar masuk dan itu orang orang luar di Desa Punagaya ini mengintimidasi masyarakat pemilih, " ungkapnya.
"Saya juga selaku yang mewakili masyarakat punagaya berharap pihak keamanan, kepolisian segera menuntaskan persoalan ini. Karena pasca pilkades ini masih tetap seperti ini mencekam, " tambahnya.
Terkait kejadian itu, "Alhamdulilah saya sudah sampaikan warga jangan sekali kali ada perlawanan, " tutupnya.
Penulis: Syamsir
Editor: Cq