JENEPONTO, - Puluhan mahasiswa yang mengatasnamakan dirinya Front Aktivis Mahasiswa Indonesia menggelar aksi unjuk rasa di halaman kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Kamis (21/10/2021).
Aksi unjuk yang dipimpin oleh Dhedi Arsandi sebagai jenderal lapangan mengatakan, bahwa aksi unjuk rasa yang dilakukannya itu merupakan bentuk keresahan atas beberapa informasi dari masyarkat terkait adanya sejumlah titik pekerjaan proyek pengaspalan jalan dan trotoar belum beberapa bulan sudah rusak parah.
Dhedi menyebutkan sejumlah pekerjaan pengaspalan yang dimaksud, yaitu. Ruas jalan Buntosunggu (Karisa dan Agang Je'ne) dan ruas jalan Provinsi Jeneponto sekitar Belokallong.
Selain itu, pengaspalan jalan yang berlokasi di Barang Dasi, Kecamatan Tamalatea dan pengaspalan di Desa Sapanang, Kecamatan Binamu. Termasuk proyek pekerjaan trotoar di sepanjang jalan Lingkar, Kelurahan Empong, Kecamatan Binamu.
Dhedi berpendapat bahwa sejumlah titik pekerjaan tersebut belum beberapa bulan terakhir sudah mengalami kerusakan parah.
"Jadi mengingat besar anggaran kisaran Rp.11 miliar lebih melalui dinas PUPR dengan 6 ruas jalan. Maka kami dari Front Aktivis Mahasiswa akan mengawal kasus ini sampai tuntas, " ucap sapaan Dhedi itu
Olehnya itu, pendemo membeberkan bahwa dalam waktu dekat ini pihaknya akan melakukan pelaporan di Kejaksaan Negeri Jeneponto sampai ketingkat Polda Sulsel.
Namun, lebih lanjut tutur Dhedi akan mengumpulkan beberapa bukti pendukung dulu itu kemudian melaporkan ke Aparat Penegak Hukum (APH).
Adapun tuntutannya, pemdemo meminta kepada Dinas PUPR untuk transparansi anggaran pembangunan trotoar dan pengaspalan.
Menguji integritas Kejari Jeneponto untuk mengusut tuntas indikasi tidak pidana korupsi di tubuh Dinas PUPR.
Menyikapi hal tersebut, Kepala Dinas PUPR Muhammad Arifin Nur merespon dengan positif dan menerima beberapa perwakilan dari pendemo itu masuk di rungannya dikawal oleh personel Polres Jeneponto.
"Kita harus respon dengan postiif, saya rasa itu adalah bentuk idealisme mereka yang harus kita dukung dan itu salah satu upaya adek adek mahasiswa sebagai kontrol sosial di masyarakat, " ucap Kadis dengan kepala dingin.
Terkait dengan tuntutannya, Kadis PUPR menjelaskan bahwa itu sudah dilaksanakan perbaikan, baik itu perbaikan fisik maupun perbaikan secara administarasi.
"Tanpa ada saja riak-riak seperti ini kita sudah melakukan upaya dan langkah-langkah perbaikan bilamana ada perkerjaan di lapangan yang dianggap keliru, " katanya.
"Namun tentunya ketika masih ada adek adek atau dari teman-teman yang belum puas dengan pekerjaan para kontraktor tentu kita harus sikapi itu. Kami juga tidak tinggal diam, " sambung Kadis.
Dengan adahya aksi dari adek-adek mahasiswa, Kadis PUPR bilang justru menjadi sebuah evaluasi agar pihaknya lebih proaktif lagi dalam menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing.
Menurut Kadis PUPR bahwa pekerjaan tersebut masih dalam tanggung jawab pihak kontraktor. Bahkan dananya yang tersisa 15 persen sampai saat ini belum dicairkan.
Kadis PU yang didampingi Kabid Mina Marga, Masyuri, berjanji tidak akan membayarkan sisa dana sekitar 4 miliar dari 15 persen itu ke pihak kontraktor bilamana pekerjaannya tidak mulus.
"Jadi saya kira ini juga woorning bagi kontraktor untuk lebih berhati-hati dalam berkerja, " jelas Kadis PUPR.
Penulis: Syamsir
Editor: Cq