JENEPONTO, - Lagi, 21 orang korban gempa bumi di Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat (Sulbar) mengungsi di Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan (Sulsel).
Dari 21 orang korban tersebut, diketahui warga Kabupaten Mamuju Sulbar. Sementara, satu orang diantatanya, Hj. Kasmawati warga Kabupaten Jeneponto.
Kepada Indonesiasatu.co.id, Rabu (21/01/2021), Hj.Kasmawati mengatakan, 20 orang korban yang mengungsi itu. Tiga orang anak kandungnya dan 11 orang cucu, selebihnya adalah keluarga dekat.
Hj.Kasmawati mengaku hijrah ke Kabupaten Mamuju Sulbar sejak 1971 silam. Selama tinggal di Mamuju, beliau dikaruniai 6 orang anak dan masing-masing sudah berkeluarga.
"Anak saya yang 6 orang itu semua lahir di Mamuju cuma 3 orang ji anak saya yang mengungsi ke sini. Yang 3 orang itu tinggal di daerah lain, " ucap sang Nenek itu.
Salah seorang dari anak Hi.Kasmawati, Rahma mengatakan, ia mengungsi karena selain mencari tempat yang lebih aman bersama dengan sanak keluarganya, dia juga mengaku sudah tidak punya tempat tinggal di Mamuju.
"Rumah saya hancur pak, semua barang-barang saya habis setelah gempa, " ucap salah seorang korban, Rahma yang masih terlihat trouma.
Rahma mengatakan, tiba di Kabupaten Jeneponto bersama 20 orang keluarga lainya pada Rabu 21 Januari kamarin pagi, sekira jam 09.15 Wita.
Baca juga:
BMKG: Potensi Hujan Lebat 3 Hari Ke Depan
|
Sembari menceritakan tragedi itu saat kejadian ibarat kiamat melihat orang orang di sekelilingnya pada berlarian mencari tempat yang lebih aman karena bumi mulai retak dan puing-puing bangunan perlahan runtuh.
"Ada berlari ke kaki gunung, ada juga yang naik di bukit dan bahkan ada yang tidak sempat menyelamatkan dirinya, " kata Ibu rumah tangga itu sambil meneteskan air mata.
"Kami 21 orang ini berbeda tempat tinggalnya pak, ada di Kecamatan Tapalang dan ada juga di Kecamatan Mamuju, Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat, " sambungnya.
Menurut Rahma dari 21 orang tersebut, tiga orang kepala rumah tangga. Tetapi ada 6 rumah di Kabupaten Mamuju.
"Kami berharap pak mendapat perhatikan serius dari pemerintah. Kami tidak punya lagi apa apa kasihan, apalagi kami masih punya anak kecil umur 1 tahun dan ada yang 4 tahun pak, " harapnya.
Untuk sementara korban mengungsi di rumah kediaman Abd Malik Rahman selaku Kepala Urusan Agama (KUA) di Kelurahan Bontotangnga, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan.
Para korban tersebut, sangat membutuhkan uluran tangan dari pemerintah untuk kebutuhan belanja anak anak mereka.
Penulis: Samsir
Editor: Cq